:: Welcome to Samson Blog :: :: Welcome to Samson Blog :: :: Welcome to Samson Blog ::

Friday, December 11, 2009

"dan" bukan "tetapi"

Pagi ini cuaca mendung lagi. Hujan mulai turun.

Akh, akhirnya aku sampai juga di gereja. Masih tersisa waktu sekitar 15 menit lagi, sebelum kebaktian dimulai. Syukurlah aku masih dapat tempat duduk di dalam gereja. Biasanya setengah jam sebelum kebaktian dimulai, kursi di dalam gereja sudah penuh.

Meski hujan, jemaat terus berdatangan. Penerima tamu (apa ya kata yang tepatnya?) sibuk menghantarkan jemaat ke kursi yang masih kosong.

Saat seorang ibu mengantar jemaat yang baru datang, tak sengaja aku melihat seorang perempuan. Tempat dia duduk searah jam dua dari posisiku.

Tak ada yang aneh dengan perempuan itu. Cara berpakaiannya sopan, pembawaannya pun tenang. DAN ada yang menarik, kulitnya sedikit berbeda dengan kebanyakan orang. Mungkin alergi atau kelainan kulit.

Aku perhatikan lagi. Aku tak tahu apakah orang di sekitar tempat duduknya tidak menyadari atau menganggap tak ada yang aneh dari dirinya (semoga pilihan yang kedua). DAN persis saat kebaktian akan dimulai, seorang perempuan muda datang dan duduk di sebelahnya. Sekilas perempuan muda itu memandang ke arahnya, sebentar saja, setelah itu kembali menghadap ke depan.

Sudah beberapa lagu pujian dinyanyikan, dan pendeta memulai khotbah. Ayat renungan pagi ini diambil dari Kitab Ayub. Pendeta menjabarkan dengan sangat jelas, bagaimana penderitaan yang dialami oleh Ayub. Dengan borok di sekujur tubuhnya, dari kepala sampai telapak kaki. Dengan istri yang tak lagi menghargai dan malah meninggalkannya. Dengan sahabat-sahabat yang mencemooh dan menyalahkannya. Dengan kehilangan anak-anak yang dikasihi. Dengan harta yang habis tak bersisa.

Di akhir khotbah, ada satu penekanan dari pendeta untuk semua jemaat. Beginilah kesimpulan yang kutangkap, “Jika Tuhan menjadi pegangan, tempat kepercayaan kita, tempat kita bersandar, Tak akan ada yang bisa mengalahkan kita.”

Aku melirik ke arah perempuan itu. Dia tetap tenang, tak sedikitpun menunjukkan rasa minder atau malu. DAN jemaat tak sedikitpun menunjukkan rasa risih berdekatan dengannya.

Indah sekali ibadah pagi ini. Kebersamaan dalam jemaat DAN hujan yang mengiringi setiap alunan puji-pujian. Semoga khotbah tadi, bisa menguatkan perempuan itu, menguatkan aku dan semua jemaat.

Posted in Kristen do Ahu, Perdebatan Di Kepalaku. Tags: Gereja, Kebaktian

No comments:

Post a Comment

komentar anda